August 01, 2007

hidup aneka rasa

Hari itu, 26 April, pada suatu tahun yang telah lewat.

Di akhir senja yang mempesona, lelaki berjaket hitam, dengan kacamata putih menggantung di telinganya, sendiri membelok ke sebuah warung pinggir jalan. Dari wajahnya yang basah, ada sisa keletihan yang memancar dari mata yang kuyu dan bibir yang kering. Lelaki itu berjalan tegap; sesekali terhuyung ke kiri, tetapi secepat itu ia tegapkan tubuhnya kembali; diluruskan langkahnya ke warung itu.

Beberapa orang telah menunggunya; sebagian duduk di kursi panjang sambil membaca koran; ada yang bersandar di blabag warung; sebagian bertolak pinggang dengan kepulan asap rokok di telunjuknya, sambil sesekali tertawa. Lelaki itu memandang sekilas ke semua orang, lalu menghampiri pemilik warung.

“es teh sama nasi pecel”, ucap sang lelaki pelan. “Punten Mas”, balas sang pemilik. Lelaki itu duduk di tengah, sesekali memainkan rambut yang menyembul ke matanya dengan mulutnya yang kering dan pecah.

Senja menanjak malam. Makanan datang, dan pemilik warung menyalakan lilin di tengah meja. Kacamata sang lelaki berkilat dalam keremangan. Orang – orang di depan lelaki itu, terkesiap dan hampir meloncat dari duduknya, tetapi, mereka tidak bisa berkata apa – apa. Dengan hati – hati, mereka kembali duduk dan mencoba bersikap setenang mungkin.

Dia habiskan makanan itu. Tidak cepat, juga tidak lambat. Piring makannya, tidak berdenting. Minuman yang ia teguk, juga tidak bersuara seperti yang dilakukan orang – orang. Lebih nampak seperti orang yang klemak – klemek daripada grusa – grusu. Ia tinggalkan makanan itu, melambai pada pemilik warung, ia tanyakan berapa harga makanan itu.

“2500”, teriak pemilik warung dari sudut rumah.

Lelaki itu tersenyum. Ia tinggalkan sekumpulan uang di atas meja, dan sebentar uang itu lenyap ke saku orang lain tanpa ia ketahui.

Dia hampiri sepeda motornya; sedari tadi ia tuntun karena habis bensinnya. Ia tundukkan kepala sebentar, menendang kerikil ke sisi jalan, dan senyum tipis menggaris di bibir wajahnya.

Hampir bersamaan, ia tengadahkan wajah ke arah jalan, dan sebuah motor menikung di sisi lengannya; lampu kuningnya menghadang langsung ke mata sang lelaki. Ia terbelalak, sesaat lamanya ia lihat kunang – kunang merah dan kuning berpendar di matanya. Senyum itu, sedari tadi belum hilang dari wajahnya.

Sepeda motor itu, berhenti tepat di samping sepeda motor sang lelaki. Penumpangnya turun –satu pemuda dan satu wanita –pacar si pemuda. Wanita itu, sekilas menoleh padanya, ketika membelok ke jalan. Lelaki itu membalik, ia angkat telapak tangannya –ia pijit keningnya. Wanita itu, tersenyum sekilas pada lelaki itu. Sang pemuda melihat senyum itu, dadanya seketika mengembang. Ia hampiri lelaki itu, didorongnya ke tepi jalan sampai hampir jatuh.

“kurangajar, itu cewekku, monyet!” teriak si pemuda itu keras. Sang lelaki mengangkat kedua tangan, ia berjalan mundur menjauhi pemuda itu. Sang pemuda berbalik, tidak perduli dengan orang – orang di warung, ia tarik lengan ceweknya ke samping warung, ia hampiri warung sambil matanya mengawasi sang lelaki.

Sang lelaki berhenti. Ia seka bibirnya dengan jari, tidak ada darah. Senyum itu masih ada di wajahnya. Si wanita tanpa sadar melambaikan tangan ke lelaki itu, secepat ia sadar dan segera menurunkan tangan, tetapi pemuda, cowok itu melihat sudah gerakan cepat ceweknya. Ceweknya dengan cepat mengejar si pemuda, tetapi kalah cepat. Setengah berlari, pemuda itu menjadi kalap, dengan cepat ia hampiri lelaki itu yang mundurnya kalah cepat dengan pemuda. Keduanya bergelut, keduanya bertikai, keduanya berdarah – darah, dan saat yang hampir penghabisan pada tenaga dan emosi keduanya, si pemuda mencabut belati –ia curi dari meja si pemilik warung- dari perutnya, ditikamnya dada sang lelaki. Sang lelaki menggelenjot di tepi jalan, dan pemuda, dengan senyum penuh kemenangan mengacungkan belati ke atas kepalanya. Dia hampiri si wanita yang tadi mencoba mencegah perkelahian itu, dan ia jambak rambutnya, diacungkan belati itu ke muka semua orang yang ada di warung. Semua orang diam, tidak berani bergerak dari tempat mereka berdiri .

Sang lelaki, di tepi jalan, mencoba bangkit dari jatuhnya. Ia sempoyongan, dan tangannya menyusup ke balik jaketnya yang kotor dan basah. Senyum itu, menggaris lagi. Dia arahkan benda itu, ke punggung pemuda. Pemuda rubuh, si wanita terkejut, menangis histeris, orang – orang terduduk dan meratap ke tanah, sambil mendengung lebah. Lelaki itu mengelus benda itu, senapan buru diameter kecil –seperti di film James Bond. Dia acungkan senapan itu, dia tembakkan ke segala arah, sempoyongan, memantul ke semua arah, berdesingan ke orang – orang, ke blabag warung, ke pohon – pohon, ke arah jalan, ke arah jantung si wanita. Keduanya tewas, orang – orang tewas, dan lelaki itu, mengerjat seben tar, sambil tersenyum, mengenangkan beberapa saat sebelum ia ke warung itu ; -ia telah membunuh beberapa, mungkin puluhan, dengan senapan burunya yang manis, atas nama kesenangan, dan tidak peduli berapa ribu peluru ia muntahkan ke bumi, ia tersenyum, ia menjilat tangannya yang merah, yang mengalirkan tetes keringat yang tersisa dari sifat manusiawinya, dan menutup matanya.


Malam itu, malam panjang. Malam yang tenang bagi semua orang di warung itu, dan tidak akan pernah mereka lupakan. Dari semua yang ada di warung itu, HANYA ADA SATU – satunya yang selamat dari pembunuhan mengerikan itu ----- SEEKOR TIKUS. Dengan keberaniannya mengatasi rasa takut, ia telah melewati detik – detik paling fatal dalam hidupnya. Seandainya ia tetap di warung, dan menunggu sampai tembakan itu reda, ia tidak lagi punya teman makan, tapi bila ia nekad dengan hal itu, ia akan berakhir, -paling tidak seperti orang – orang itu.



----------------------**

Berpikirlah.
Gunakan Otakmu.
Kenali Dirimu. dan
Jalani Hidupmu.

Jika Kamu BERMASALAH ... ... ...
TUNDUKKAN KEPALAMU SEBENTAR.
PEJAMKAN MATAMU SESAAT.
JERNIHKAN PIKIRANMU SEJENAK.
TARIK NAFASMU DALAM – DALAM ...
dan TERSENYUMLAH.

----------------------**

Setiap orang memiliki masalah, apapun itu.
Adalah hal yang TIDAK WAJAR apabila seseorang tidak MERASA pernah, atau bahkan lebih aneh lagi, seseorang TIDAK PERNAH MERASA bahwa ia memiliki masalah, meskipun sekali saja terjadi.

Seandainya ada seseorang berkata lantang kepada dunia, bahwa ia TIDAK PERNAH BERMASALAH pada apapun,pada siapapun, maka TANYAKAN apakah waktu ia MASIH BAYI dulu, begitu CEPPROOTT !!! dari rahim ibunya, ia langsung bisa berlari?? Apakah ia, begitu ditidurkan di ranjangnya, ia bisa memasak mie sendiri? Apakah ia, begitu bisa nyebut MAMA PAPA, langsung bisa naik ke mimbar dan ceramah kepada para anggota DPR atau paling tidak, bisa berorasi di depan para buruh ??

LLUAAARRRRR BBIIAAASS..SS..SAAAA !!!!!!!! kalo betul ia bisa begitu, SAYA BISA BAYANGKAN, betapa kagum ibunya kepada anaknya, sampai orang – orang (hampir) mengatakan bahwa (mereka, atau) ibunya ‘gila’, ATAU betapa sedihnya sang ibu kepada anaknya, sampai – sampai orang – orang (hampir) menyangka bahwa orang sedih itu adalah PATUNG HIDUP, yang dibuat menyamai orang hidup yang asli.

Yaa Bagaimana tidak, bayi saja punya masalah, apalagi kita – kita ini, teenlit, youngster, atau lansia (hihi ..) . Satu hal yang harus –dan WAJIB- dipahami: jika kamu TEMUKAN masalah dalam hidupmu, HADAPILAH ! KALAH MENANG URUSAN BELAKANGAN, yang penting HADAPI DULU. Yaa.. kalo berhadapan saja, malah kamu bisa BT ! yang saya saranin adalah temukan masalah itu, cari akar mulanya, dan buat rencana untuk menyingkirkan masalah itu. Kalo bayi bermasalah, ya ortunya dong yang ngadepi, kalo bayinya bisa ngomong, pasti bilang ke ortunya “IT’S VERY VERY HARD, PAPA” (hahaha … :D) tapi kalo masalah teenlit, youngster?? Cuman tujuh hal ini:

1. Fisik dan Kepribadian
2. Cowok/Cewek dan Style
3. Studi dan Tugas/Prestasi
4. Hiburan dan Hobi
5. Adik/Kakak dan Mama/Papa
6. Wawasan dan Pengalaman
7. Kebutuhan Rohani/ Jiwa

Ehh.. mau tahu kenapa bisa begini ?? Ok, diatas adalah urutan dari kesulitan (dan J tantangan :D) yang umumm dihadapi oleh teenlit dan youngster. Rata – rata gitu loh, kalo tidak ya.. syukurlah, kamu lebih unggul dari umumnya mereka donk..

1. Fisik dan Kepribadian.

Kalo kamu udah lulus kelas 6, dan kamu diterima di SMP kelas 1, apa yang pertama kamu perhatikan dari orang – orang di sekitarmu?? Tinggi badan, suara keras, model rambut, cantik/ganteng, bentuk tubuh (ehm.. jangan deh J), apalagi ?? YAP .. semua benar.. kamu lebih tahu tentang itu deeh. Kalo anak – anak cewek lebih suka main dengan anak cewek yang lain, anak – anak cowok lebih suka main dengan anak cowok yang lain. ANEH SEKALI KALO anak Cewek main Robot, dan anak Cowok main pita rambut... APA TIDAK TERBALIK ????

Anak cewek lebih suka cherleader, atau yang ekstrim, beladiri. Kalo anak cowok ngeband, atau yang pemalas, main PS/chat di komputer. Fisik juga menentukan loh. Kalo kamu punya banyak temen, COBA BANDINGKAN, antara temanmu yang KUTU BUKU, temanmu yang JAGO BASKET, temanmu yang SUKA NGEBAND, atau temanmu yang MASTER BELADIRI. Beda Tidak ???. Kalo masih belum tahu, silakan banding ke SMP lain, asal kamu juga punya temen, minta temen kamu nunjukin orang-2 tadi, dan bandingkan dengan temen di SMP-mu.

2. Cewek/Cowok dan Style

Hahahaahaa... Ini adalah MASALAH KLASIK No. 1 untuk PARA CEWEK/COWOK. Pandangan Pertama adalah hal umum yang dapat dijumpai di mana saja. Sebagian malah mengatakan aneh kalo cewek/cowok TIDAK PERNAH memiliki pandangan pertama, minimal satu orang di kelasnya. Yang pertama dilihat orang, pastilah MATA KAKI, kemudian CELANA/ROK, dan KEHALUSAN PAKAIAN (Setrika/Tidak), terakhir WAJAH dan MODEL RAMBUT.
UMUMNYA (umumnya loh, jarang sekali gitu) anak yang berkacamata kurang begitu dihargai dalam pergaulan, kecuali kalo si kacamata (MAAF) begitu PD-nya sehingga anak lain cepat akrab dengannya. Kalo soal STYLE, tahu kan ?? model pakaian ternyata juga ada tingkatannya, atau disebut MODE/TREND, bahkan punya nama sendiri.

3. Studi dan Tugas/Prestasi

Saya rasa kamu pasti sudah cukup ngerti tentang ini, saya tidak akan bahas lagi hal ini.

4. Hiburan dan Hobi

Yang pertama dicari adalah makan/minum, kemudian nonton film, setelah itu baru nonton TV. Kalo hobi... sebagian kecil saja yang tertarik, misalnya filateli, kolektor rangka pesawat, korespondensi, membuat bunga, dan sejenisnya, ada banyak sekali khan ??

5. Adik/Kakak dan Mama/Papa

kamu juga udah ngerti, tiap keluarga masalahnya lain-2.

6. Wawasan dan Pengalaman

Biasanya terjadi kalo ada barang elektronik baru muncul, atau buku baru terbit, contohnya yang gampang ialah kartu celluler, atau merk HP, atau komputer. Juga kalo ada perlombaan untuk tingkat SMP/SMA.

7. Kebutuhan Rohani/ Jiwa

Saya rasa, cukup adil dan jujur, dan mungkin anda setuju, kalo belum sampai enam, yang ketujuh ini tidak dilaksanakan/ tidak serius. Kalo saya tanya alasannya, tidak semua orang ngaku. Yaaa … terserahlah. itu tanggung jawab personal/ diri kita masing – masing.

Ok, sudah dulu YACH .. YANG PENTING, KAMU TAHU AKAN HAL INI, BAHWA ::

1. HIDUP ITU SEPERTI LABIRIN .. tetapi ia BUKAN LINGKARAN. HIDUP DIISI DENGAN MASALAH seperti BAK MANDI diisi dengan AIR, tetapi SELALU ADA JALAN KELUAR UNTUK MASALAH ITU.

2. HIDUP ITU SEPERTI ALIRAN SUNGAI .. tetapi ia BUKAN RETAKAN KACA.

3. HIDUP ITU ADALAH BEBAN. SETIAP ORANG YANG BERANI HIDUP, BERANI MENANGGUNG BEBAN.

4. SETIAP ORANG YANG BERTAHAN HIDUP SETELAH DIUJI DENGAN PENDERITAAN, MAKA IA TELAH MENDAPATKAN KEBAHAGIAAN. JIKA INGIN MERASAKAN BAGAIMANA NIKMATNYA HIDUP ;; TEMPUHLAH PENDERITAAN YANG DIBEBANKAN KEPADAMU, DAN JANGAN MENOLAK HAL – HAL BERAT YANG DITENTUKAN UNTUKMU, KARENA KAMU AKAN MELIHAT MASA DEPAN dalam HAL ITU, JIKA KAMU YAKIN.

5. JIKA KAMU PUTUS ASA, DAN KAMU MELAWAN TAKDIR, MAKA TAKDIR AKAN MENGHINAKAN KAMU (dan KELUARGAMU). JIKA KAMU TIDAK SANGGUP, MINTALAH BANTUAN PADA TUHANMU, atau SERAHKAN PADA ORANG YANG LEBIH AHLI dalam MASALAH KAMU.

... ... ...SAMPAI JUMPA DI LAIN KESEMPATAN ... ... ...
19:00 --- 22:07